KARAKTERISTIK DAN PRINSIP SHORINJI
KEMPO
ORGANISASI YANG TERKAIT
ORGANISASI YANG TERKAIT
Disusun sebagai syarat untuk melaksanakan
Ujian
Kenaikan Tingkat menuju KYU I
Disusun oleh :
Nama : Fajar Ulin Nuha
NIK : 12.1.1.11.07.03.019
Dojo : Arisa
GASHUKU WILAYAH JAWA TENGAH
PERSAUDARAN BELADIRI KEMPO INDONESIA
SALATIGA 2014
Karakteristik Goju Ittai dan Kumite Shutai
Goju
Ittai - Teknik Keras dan Lembut adalah Kesatuan.
(
Go = Kasar, Ju = Lemah, Ittai = Bersama-sama )
Shorinji Kempo teknik dapat diklasifikasikan sebagai goho (keras) atau Juho (lunak), masing-masing yang relevan tergantung pada sifat serangan. Belajar untuk menggabungkan mereka dalam sebuah sistem yang dinamis menciptakan sumber secara signifikan lebih efektif untuk pertahanan diri. Selain itu, studi lebih dekat menunjukkan bahwa terdapat elemen lunak dan keras dalam semua teknik (berpikir bagaimana ini berlaku untuk teknik yang Anda tahu).
Kumite Shutai - Berpasangan Diutamakan.
Shorinji Kempo teknik dapat diklasifikasikan sebagai goho (keras) atau Juho (lunak), masing-masing yang relevan tergantung pada sifat serangan. Belajar untuk menggabungkan mereka dalam sebuah sistem yang dinamis menciptakan sumber secara signifikan lebih efektif untuk pertahanan diri. Selain itu, studi lebih dekat menunjukkan bahwa terdapat elemen lunak dan keras dalam semua teknik (berpikir bagaimana ini berlaku untuk teknik yang Anda tahu).
Kumite Shutai - Berpasangan Diutamakan.
( Kumite
= Berpasangan, Shutai = Diutamakan )
Paduan mengajarkan pelatihan teknik kontrol, yang benar dan kasih sayang. Teknik Tidak dapat dipelajari tanpa bantuan dari mitra, seperti jarak waktu, benar dan aplikasi tidak bisa dipelajari sendiri (perhatikan bahwa dalam kontras dasar-dasar, kihon, hanya bisa dipelajari secara individual). menghubungi Cahaya memastikan realisme saat mengajar kontrol dan menjaga keselamatan. Terlepas dari perbedaan dalam keterampilan dan pengalaman, mitra selalu dapat saling membantu dan belajar bersama-sama karena setiap orang berbeda dan menyajikan masalah-masalah baru yang dapat diubah menjadi kesempatan belajar.
Paduan mengajarkan pelatihan teknik kontrol, yang benar dan kasih sayang. Teknik Tidak dapat dipelajari tanpa bantuan dari mitra, seperti jarak waktu, benar dan aplikasi tidak bisa dipelajari sendiri (perhatikan bahwa dalam kontras dasar-dasar, kihon, hanya bisa dipelajari secara individual). menghubungi Cahaya memastikan realisme saat mengajar kontrol dan menjaga keselamatan. Terlepas dari perbedaan dalam keterampilan dan pengalaman, mitra selalu dapat saling membantu dan belajar bersama-sama karena setiap orang berbeda dan menyajikan masalah-masalah baru yang dapat diubah menjadi kesempatan belajar.
Tiga ajaran Ken (Shu-Ha-Ri)
1. Tiga tahap yang harus diikuti dalam berlatih ken
adalah shu(mengikuti), ha (mengadaptasi)
dan ri (melepaskan diri).
2. Pelajaran dimulai dari mengikuti, meniru.
Mengulang-ulang gerakan dengan memahami tujuan suatu teknik akan membuatnya
menjadi gerakan refleks.
Shu, Ha, Ri
(Mengikuti, Mengadaptasi, Menguasai)
Ketiga kata ini mewakili tingkatan dalam menguasai suatu ilmu/ajaran.Shu dapat berarti ”melindungi”, ”menjaga” atau ”menepati janji”. Haberarti ”memecahkan” atau ”menyelesaikan”. Ri berarti ”membariskan bersebelahan” atau ”memisahkan”. Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan: mengikuti, mengadaptasi dan menguasai. Setiap ilmu ataupun seni, baik ajaran bersifat fisik maupun non fisik mengikuti tingkatan belajar ini.
Proses belajar dimulai dari meniru dan mengulang-ulang sampai mahir. Semua teknik tingkat tinggi dipelajari dengan cara yang sama. Pengertian latihan dengan konsep Shu, Ha dan Ri akan membantu seseorang untuk dapat mengenali tingkatan seseorang dalam berlatih dan membantu seseorang untuk terus latihan tanpa sikap puas diri atau sebaliknya merasa tidak mampu.
Ketiga kata ini mewakili tingkatan dalam menguasai suatu ilmu/ajaran.Shu dapat berarti ”melindungi”, ”menjaga” atau ”menepati janji”. Haberarti ”memecahkan” atau ”menyelesaikan”. Ri berarti ”membariskan bersebelahan” atau ”memisahkan”. Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan: mengikuti, mengadaptasi dan menguasai. Setiap ilmu ataupun seni, baik ajaran bersifat fisik maupun non fisik mengikuti tingkatan belajar ini.
Proses belajar dimulai dari meniru dan mengulang-ulang sampai mahir. Semua teknik tingkat tinggi dipelajari dengan cara yang sama. Pengertian latihan dengan konsep Shu, Ha dan Ri akan membantu seseorang untuk dapat mengenali tingkatan seseorang dalam berlatih dan membantu seseorang untuk terus latihan tanpa sikap puas diri atau sebaliknya merasa tidak mampu.
Ketiga tingkatan tersebut dalam
Shorinji Kempo:
1. Shu adalah
tingkatan di mana seseorang meniru teknik dan belajar menerapkannya
sesuai dengan petunjuk sang guru.
2. Ha adalah
tingkatan perubahan seseorang (sesuai teori dari sang guru) dan menerapkannya sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik fisik seseorang.
3. Ri adalah tingkatan
di mana seseorang telah menguasai ilmutersebut dan pada tingkatan
ini banyak orang akan meminta bimbingan dan ajarannya.
Kisei dan Kiai
Kisei adalah perwujudan
kemantapan mental yang di wujudkan dengan semangat.
Memberi tanda dengan suara yang menandakan jika kita siap untuk melakukan suatu jurus ken ataupun waza yang di perintahkan oleh senpainya.
Memberi tanda dengan suara yang menandakan jika kita siap untuk melakukan suatu jurus ken ataupun waza yang di perintahkan oleh senpainya.
Kiai adalah
perwujudan mental yang di realisasikan dengan suara.
Memaksa udara membentuk paru-paru, Kiai yang harus dihasilkan dari diafragma (seperti bernyanyi) bukan dari tenggorokan. Kiai digunakan ketika punching atau menendang dan mengubah sikap.
Memaksa udara membentuk paru-paru, Kiai yang harus dihasilkan dari diafragma (seperti bernyanyi) bukan dari tenggorokan. Kiai digunakan ketika punching atau menendang dan mengubah sikap.
Organisasi
berhubungan dengan Shorinji Kempo
Ada empat organisasi dalam
Shorinji Kempo Group:
1.
Kongo Zen Sohonzan
Shorinji (Shorinji Kempo sebagai Organisasi Keagamaan)
2.
Sekolah Tinggi Zenrin
Gakuen (Shorinji Kempo sebagai Organisasi Pendidikan)
3.
Federasi Shorinji
Kempo Jepang (Shorinji Kempo sebagai Organisasi Olahraga di Jepang)
4.
World Shorinji Kempo
Organization (Shorinji Kempo sebagai Organisasi Olahraga di Dunia)
Berdasarkan kesepakatan, organisasi-organisasi ini
membentuk Shorinji Kempo Group dan menunjuk Yuuki So (Shike Shorinji Kempo,
Doshin So II) sebagai Ketua. Maksud didirikannya Shorinji Kempo Group ini
adalah untuk menjamin pengajaran dan teknik yang didesain oleh Doshin So, tetap
diturunkan dan dikembangkan selayaknya pada abad ke-21 ini. Oleh karenanya
Shorinji Kempo bertujuan agar setiap organisasi benar-benar menjaga
karakteristik khususnya, serta menjaga kerjasama yang baik, menyebarkan
pengajaran, mengembangkan kegiatan pendidikan dan menyumbangkan kepada
masyarakat dengan mengembangkan jenis individu yang dibutuhkan masyarakat.
Perkembangan
Organisasi -
·
Tahun 1947, ketika
Jepang berada di bawah kekuasaan tentara Sekutu, Kaiso mendesain beladiri
Shorinji Kempo dengan misi memperbaharui negaranya dengan mengembangkan
penduduknya.
·
Tahun 1948, Kaiso
mendirikan Nippon Hoppa Shorinji Kempo Kai. Bersamaan dengan itu, Kaiso
memperoleh pengesahan untuk membentuk organisasi keagamaan yang bernama Ko
Manji Kyodan, yang terinspirasi dari organisasi Hong Wan Kai (masyarakat
penderma) yang dia temui di Cina.
·
Tahun 1951, ketika
Undang-Undang baru bagi organisasi keagamaan berlaku, Ko Manji Kyodan berubah
nama menjadi Kongo Zen Sohonzan Shorinji. Dengan cepatnya para Kenshi ini
mendapat pekerjaan, berpindah atau memasuki perguruan tinggi sehingga Shorinji
Kempo dapat tersebar dengan cepat.
·
Tahun 1956, berdiri
Nihon Shorinji Kempo Bugei Senmon Gakko sebagai lembaga pendidikan dan
pelatihan kepemimpinan. Pada Tahun 1958 berubah nama menjadi Nihon Shorinji
Budo Senmon Gakko (Akademi Beladiri Shorinji Jepang) yang kemudian membuka
latihan beladiri penuh waktu dan juga kursus-kursus tambahan lainnya di seluruh
Jepang. Pada Tahun 2002 membuka Sekolah Menengah dan pada Tahun 2003 berganti
nama menjadi Zenrin Gakuen (Sekolah Tinggi Zenrin Gakuen) dengan membentuk
kurikulum/fakultas manajemen kreatif dan teknik.
·
Tahun 1957 dibentuk
Zen Nihon Shorinji Kempo Remmei (Federasi Shorinji Kempo Jepang). Pada Tahun
1963, untuk mengakomodasi perkembangan organisasi yang sedemikian cepat berubah
menjadi badan usaha, bernama Shadan Hojin Nihon Shorinji Kempo Remmei
(Perusahaan Federasi Gabungan Shorinji Kempo Jepang). Pada Tahun 1990 bergabung
dengan Nihon Budo Kyogikai (Asosiasi Pendidikan Fisik Jepang). Pada Tahun 1992
Federasi Shorinji Kempo Jepang berubah menjadi yayasan dengan nama Zaidan Hojin
Shorinji Kempo Remmei.
·
Tahun 1972, dibentuk
Federasi Shorinji Kempo Internasional oleh delapan negara, yaitu Jepang,
Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat, Brazil, Swedia, Filipina dan Iran.
Selanjutnya berkembang menjadi 18 negara dan diubah namanya menjadi World
Shorinji Kempo Organization (WSKO).
Di salatiga kalo pengen gabung belajar kempo di mana??? Tiap hari apa ??? Jam nya berapa???
BalasHapusKalau paper yang untuk ujian ke Dan I ada nggak?
BalasHapus