Jumat, 16 Januari 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA “MENGENAL SISTEM DISPERSI KOLOID”

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
“MENGENAL SISTEM DISPERSI KOLOID”


unduhan.jpg

Disusun sebagai syarat untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Pelajaran “ Kimia ”
( Guru : Shofiana S.Pd )


Disusun oleh :

                                                Agus Andrianto          ( 05)
                                                Bentang Cahya G.      ( 10 )
                                                Fajar Ulin Nuha          ( 12 )
                                                M. Alif Rohman F.     ( 22 )


PROGRAM STUDI MATA PELAJARAN KIMIA
TEKNIK KEJURUAN SEPEDA MOTOR
SMK NEGERI 4 SEMARANG

KATA PENGANTAR

        Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini guna  melengkapi tugas mata pelajaran Kimia , dengan Tema LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA “MENGENAL SISTEM DISPERSI KOLOID” Yang Diampu Oleh Ibu Shofiana S.Pd Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Semarang.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi kita semua, beserta sahabat dan keluarganya serta orang-orang yang senantiasa istikomah di jalan-Nya.
Puji syukur atas selesainya penyusunan Tugas ini. tugas pelajaran kimia ini di susun untuk memenuhi tugas dari guru dalam rangka kegiatan pembelajaran kimia. sehinga para guru dan siswa bias mengunakan ilmu di dalam ini dengan pilihan pembelajaran yang di perlukan.
Materi dalam laporan  ini disajikan dengan runtut disertai pertanyaan dan jawabannya dengan jelas, dengan kalimat yang sederhana dan bahasa yang kumunikatif. penjelasan setiap materi disertai dengan table, serta contoh - contohnya.
Dalam menyajkan materi, laporan ini dilengkapi dengan contoh-contoh percobaan sederhana dari kelompok kami, yang diharapkan akan lebih membantu pembacanya, terutama guru stady kimia dan siswa lainnya.
Akhirnya, penulis berharap Tugas ini akan dapat memberikan sumbangan bagi proses belajar mengajar kimia. penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran kami harapkan kepada pembaca









MENGENAL SISTEM DISPERSI KOLOID

Tujuan               :
Mengamati dan membedakan koloid dari tampilan fisik serta beberapa iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiisifatnya  secara umum.

Landasan teori  : Pengertian larutan, koloid, dan suspensi.

Ø  Larutan = sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil ( < 1 nm), sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra.

Ø  Koloid = sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya antara 1 nm-100 nm.

Ø  Suspensi = sistem dispersi dengan ukuran relatif besar ( > 100 nm) yang tersebar merata dalam medium pendispersinya.

Alat & bahan          :
-          Gelas
-          Sendok
-          Saringan Minuman
-          Kertas Tisue
-          Gula pasir / garam dapur
-          Susu
-          Kopi bubuk hitam
-          Air







Cara kerja             :
1.      Siapkan 3 gelas dan bahan campuran dan isilah dengan air kira-kira setengahnya
CIMG4850.JPGCIMG4860.JPGCIMG4871.JPG
2.      Larutkan 1 sendok makan gula pasir ke dalam gelas kimia 11 sendok makan susu ke iiidalam gelas kimia 2, dan 1 sendok makan kopi bubuk ke dalam gelas kimia 3, Aduk iiihingga tercampur secara merata.
CIMG4855.JPGCIMG4861.JPGCIMG4874.JPG
3.      Amati campuran yang terbentuk (kekeruhan dan kestabilannya). Catat hasil pengamatan.
4.      Saringlah ketiga larutan dengan kertas saring, dan tampung hasil iiipenyaringannya/filtratnya.
CIMG4857.JPGCIMG4865.JPGCIMG4875.JPG
5.      Amati apakah ada residu yang tertinggal di kertas saring, dan bagaimana kekeruhan  iiidan kestabilan filtrat hasil penyaringan. Catat hasil pengamatan.
CIMG4858.JPGCIMG4868.JPGCIMG4880.JPG


Hasil pengamatan :

Sistem
Dispersi
Sebelum disaring
(kekeruhan dan kestabilan)
Efek Tyndall
(Ada / Tidak Ada)
Sesudah di saring
Residu
(ada / tidak ada)
Filtrat
(kekeruhan dan kestabilan)
Air + Gula
Bening dan stabil
Ada
Tidak ada
Tidak keruh dan stabil
Air + susu
Keruh dan stabil
Tidak ada
Tidak ada
Keruh dan stabil
Air + kopi
Keruh dan tidak stabil
Ada
Ada
Keruh dan tidak stabil

Pertanyaan      :
1.   Sebutkan perbedaan antara larutan, koloid dan suspense dari hasil percobaan yang anda lakukan baik sebelum dilakukan penyaringan dan sesudah dilakukan penyaringan !
2.   Sifat apakah yang dimiliki oleh koloid, jelaskan !
      







      Jawaban        :
1. Perbedaan Larutan ,Koloid dengan Suspensi

Larutan.
sebelum disaring terlihat bening dan dapat menunjukkan efek Tyndall,sedangkan sesudah disaring tidak ada residu dan filtratnya keruh dan stabil.
Contoh : Air Gula

Koloid.
Secara makroskopis bersifat homogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm.Dua fase.Pada umumnya stabil.
Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaringan ultra.
Contoh: Air susu

Suspensi.
Heterogen..Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm.
Dua fase.Tidak stabil.Dapat disaring.
Contoh: Air kopi.

2. Sifat-sifat koloid

A. Efek Tyndall
Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem koloid, maka cahaya tersebut akan dihamburkannya sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan. Sedangkan jika cahaya dilewatkan pada larutan sejati maka cahaya tersebut akan diteruskannya . Sifat koloid yang seperti inilah yang dikenal dengan efek tyndall dan sifat ini dapat digunakan untuk membedakan koloid dengan larutan sejati. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faradaykemudian diselidiki lebih lanjut oleh  John Tyndall (1820 – 1893), seorang ahli Fisikabangsa Inggris.
Efek Tyndall juga dapat menjelaskan mengapa langit pada siang hari berwarna biru sedangkan pada saat matahari terbenam, langit di ufuk barat berwarna jingga atau merah. Hal itu disebabkan oleh penghamburan cahaya matahari oleh partikel koloid di angkasa dan tidak semua frekuensi dari sinar matahari dihamburkan dengan intensitas sama.
Jika intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi, maka pada waktu siang hari ketika matahari melintas di atas kita frekuensi paling tinggi (warna biru) yang banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna biru. Sedangkan ketika matahari terbenam, hamburan frekuensi rendah (warna merah) lebih banyak dihamburkan,  sehingga kita melihat langit berwarna jingga atau merah.
Gejala efek tyndall yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
- Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
- Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu
- Berkas sinar matahari melalui celah pohon-pohon pada pagi yang berkabut

B. Gerak Brown
Gerak brown merupakan gerak patah-patah (zig-zag) partikel koloid yang terus menerus dan hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra. Gerak brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid.Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown, tetapi tidak dapat diamati. Semakin tinggi suhu, maka gerak brown yang terjadi juga semakin cepat, karena energi molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
Gerak Brown merupakan faktor penyebab stabilnya partikel koloid dalam medium dispersinya. Gerak brown yang terus menerus dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga partikel koloid tidak mengalami sedimentasi (pengendapan).

C. Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Jika dua batang elektrode dimasukkan kedalam sistem koloid dan kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak kesalah satu elektrode tergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedang koloid bermuatan positif akan bergerak ke katode (elektrode negatif).
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid bermuatan negatif, jika partikel koloid berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif. Peristiwa elektroforesis ini sering dimanfaatkan kepolisian dalam identifikasi/tes DNA pada jenazah korban pembunuhan/ jenazah tak dikenal.


D. Adsorpsi
Adsorpsi  adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti ion H+ dan OH- dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut  adsorban. Apabila terjadi penyerapan ion ada permukaan partikel koloid maka partikel koloid dapat bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh muatan ion-ion yang mengelilinginya.
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut dengan adsorpsi. Contohnya sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif dan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif. Pemanfaatan sifat adsorpsi koloid dalam kehidupan antara lain dalam proses pemutihan gula tebu, dalam pembuatan norit (tablet yang terbuat dari karbon aktif) dan dalam proses penjernihan air dengan penambahan tawas.


E. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid. Koloid distabilkan oleh muatannya. Jika muatan koloid dilucuti atau dihilangkan, maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahakan ke dalam system koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama kedalam sel elektroforesis, maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai electrode. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi karena koloid bermuatan positif menarik ion negative dan koloid bermuatan negative menarik ion positif. Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Jika selubung itu terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan koloid sehingga terjadi koagulasi.



Beberapa contoh peristiwa koagulasi dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1.      Pembentukan delta di muara sungai karena koloid tanah liat dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
2.      Karet dalam latek digumpalkan dengan menambahkan asam formiat
3.      Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas
4.      Asap atau debu pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari cottrel.



Pembahasan     :
Pertama-tama kami mencampurkan air dengan gula, air dengan susu, dan air dengan kopi.

Ø  Pada awal praktikum ini kami memperhatikan ketiga zat cair tersebut sebelum disaring bahwa pada ketiga zat cair tersebut air dengan garam terlihat bening, sedangkan air dengan kopi terlihat keruh, begitu juga air dengan susu.
Ø  Selanjutnya, kami menyorot ketiga zat cair tersebut dengan senter secara bergantian. Saat langkah praktikum tersebut kami mengamati pada campuran air dengan garam terjadi efek Tyndall, campuran air dengan susu tidak terjadi efek Tyndall, sedangkan campuran air dengan kopi terjadi efek Tyndall.
Ø  Terakhir, kami saring ketiga zat cair tersebut dengan menggunakan kertas saring. Pada tahap ini kami melihat bahwa campuran air dengan garam dan air dengan susu tidak terdapat residu (endapan), sedangkan campuran air dengan kopi terdapat residu. Kemudian dalam filtratnya, campuran air dengan garam larutannya stabil dan tidak keruh. Lalu, campuran air dengan susu stabil dan keruh, sedangkan campuran air dengan kopi tidak stabil dan keruh.

Kesimpulan      :

1. Air gula itu Larutan
2. Air susu itu Koloid
3. Air kopi bubuk itu Suspensi


DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar