LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
“MENGENAL
SISTEM DISPERSI KOLOID”

Disusun
sebagai syarat untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata
Pelajaran “ Kimia ”
( Guru : Shofiana S.Pd )
Disusun oleh :
Agus Andrianto ( 05)
Bentang Cahya G. ( 10 )
Fajar Ulin Nuha ( 12 )
M. Alif Rohman F. ( 22 )
Bentang Cahya G. ( 10 )
Fajar Ulin Nuha ( 12 )
M. Alif Rohman F. ( 22 )
PROGRAM
STUDI MATA PELAJARAN KIMIA
TEKNIK KEJURUAN SEPEDA MOTOR
TEKNIK KEJURUAN SEPEDA MOTOR
SMK
NEGERI 4 SEMARANG
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini guna melengkapi tugas mata pelajaran Kimia , dengan
Tema LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA “MENGENAL SISTEM DISPERSI KOLOID” Yang
Diampu Oleh Ibu Shofiana
S.Pd Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Semarang.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi kita semua, beserta sahabat
dan keluarganya serta orang-orang yang senantiasa istikomah di jalan-Nya.
Puji syukur atas selesainya
penyusunan Tugas ini. tugas pelajaran kimia ini di susun untuk memenuhi tugas
dari guru dalam rangka kegiatan pembelajaran kimia. sehinga para guru dan siswa
bias mengunakan ilmu di dalam ini dengan pilihan pembelajaran yang di perlukan.
Materi dalam laporan ini
disajikan dengan runtut disertai pertanyaan dan jawabannya dengan jelas, dengan
kalimat yang sederhana dan bahasa yang kumunikatif. penjelasan setiap materi
disertai dengan table, serta contoh - contohnya.
Dalam menyajkan materi,
laporan ini dilengkapi dengan contoh-contoh percobaan sederhana dari kelompok
kami, yang diharapkan akan lebih membantu pembacanya, terutama guru stady kimia
dan siswa lainnya.
Akhirnya, penulis berharap
Tugas ini akan dapat memberikan sumbangan bagi proses belajar mengajar kimia.
penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran
kami harapkan kepada pembaca
MENGENAL
SISTEM DISPERSI KOLOID
Tujuan : Mengamati dan membedakan koloid dari tampilan fisik serta beberapa iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiisifatnya secara umum.
Landasan teori : Pengertian larutan, koloid, dan suspensi.
Ø Larutan = sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya
sangat kecil ( < 1 nm), sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara
partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan
mikroskop ultra.
Ø Koloid = sistem
dispersi yang ukuran partikel-partikelnya antara 1 nm-100 nm.
Ø Suspensi = sistem
dispersi dengan ukuran relatif besar ( > 100 nm) yang tersebar merata dalam
medium pendispersinya.
Alat &
bahan :
- Gelas
-
Sendok
-
Saringan Minuman
- Kertas Tisue
- Gula
pasir / garam dapur
- Susu
- Kopi
bubuk hitam
- Air
Cara
kerja :
1. Siapkan 3 gelas dan bahan
campuran dan isilah dengan air
kira-kira setengahnya



2. Larutkan 1 sendok makan gula pasir ke
dalam gelas kimia 1, 1 sendok makan susu ke iiidalam gelas
kimia 2, dan 1 sendok makan kopi bubuk ke dalam gelas kimia 3, Aduk iiihingga
tercampur secara merata.



3. Amati campuran yang terbentuk
(kekeruhan dan kestabilannya). Catat hasil pengamatan.
4. Saringlah ketiga larutan dengan kertas
saring, dan tampung hasil iiipenyaringannya/filtratnya.



5. Amati apakah
ada residu yang tertinggal di kertas saring, dan bagaimana kekeruhan iiidan kestabilan filtrat hasil
penyaringan. Catat hasil pengamatan.



Hasil pengamatan :
Sistem
Dispersi
|
Sebelum disaring
(kekeruhan dan kestabilan)
|
Efek Tyndall
(Ada / Tidak Ada)
|
Sesudah di saring
|
|
Residu
(ada / tidak ada)
|
Filtrat
(kekeruhan dan kestabilan)
|
|||
Air + Gula
|
Bening dan stabil
|
Ada
|
Tidak ada
|
Tidak keruh dan stabil
|
Air + susu
|
Keruh dan stabil
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Keruh dan stabil
|
Air + kopi
|
Keruh dan tidak stabil
|
Ada
|
Ada
|
Keruh dan tidak stabil
|
Pertanyaan :
1. Sebutkan
perbedaan antara larutan, koloid dan suspense dari hasil percobaan yang anda
lakukan baik sebelum dilakukan penyaringan dan sesudah dilakukan penyaringan !
2. Sifat apakah
yang dimiliki oleh koloid, jelaskan !
Jawaban :
1. Perbedaan Larutan ,Koloid dengan Suspensi
Larutan.
sebelum disaring terlihat bening dan dapat menunjukkan efek Tyndall,sedangkan sesudah disaring tidak ada residu dan filtratnya keruh dan stabil.
Contoh : Air Gula
Koloid.
Secara makroskopis bersifat homogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100
nm.Dua fase.Pada umumnya stabil.
Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaringan
ultra.
Contoh: Air susu
Suspensi.
Heterogen..Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm.
Heterogen..Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm.
Dua fase.Tidak stabil.Dapat disaring.
Contoh: Air kopi.
Contoh: Air kopi.
2.
Sifat-sifat koloid
A. Efek
Tyndall
Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem
koloid, maka cahaya tersebut akan dihamburkannya sehingga berkas cahaya
tersebut akan kelihatan. Sedangkan jika cahaya dilewatkan pada larutan sejati
maka cahaya tersebut akan diteruskannya . Sifat koloid yang seperti inilah yang
dikenal dengan efek tyndall dan sifat ini dapat digunakan untuk membedakan
koloid dengan larutan sejati. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Michael
Faradaykemudian diselidiki lebih lanjut oleh
John Tyndall (1820 – 1893), seorang ahli Fisikabangsa Inggris.
Efek Tyndall juga dapat menjelaskan mengapa langit
pada siang hari berwarna biru sedangkan pada saat matahari terbenam, langit di
ufuk barat berwarna jingga atau merah. Hal itu disebabkan oleh penghamburan
cahaya matahari oleh partikel koloid di angkasa dan tidak semua frekuensi dari
sinar matahari dihamburkan dengan intensitas sama.
Jika intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding
lurus dengan frekuensi, maka pada waktu siang hari ketika matahari melintas di
atas kita frekuensi paling tinggi (warna biru) yang banyak dihamburkan,
sehingga kita melihat langit berwarna biru. Sedangkan ketika matahari terbenam,
hamburan frekuensi rendah (warna merah) lebih banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna jingga
atau merah.
Gejala efek
tyndall yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
- Sorot
lampu mobil pada malam yang berkabut
- Sorot
lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu
- Berkas
sinar matahari melalui celah pohon-pohon pada pagi yang berkabut
B. Gerak
Brown
Gerak brown merupakan gerak patah-patah (zig-zag)
partikel koloid yang terus menerus dan hanya dapat diamati dengan mikroskop
ultra. Gerak brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari
molekul-molekul medium terhadap partikel koloid.Dalam suspensi tidak terjadi
gerak Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang
dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown, tetapi
tidak dapat diamati. Semakin tinggi suhu, maka gerak brown yang terjadi juga
semakin cepat, karena energi molekul medium meningkat sehingga menghasilkan
tumbukan yang lebih kuat.
Gerak Brown merupakan faktor penyebab stabilnya
partikel koloid dalam medium dispersinya. Gerak brown yang terus menerus dapat
mengimbangi gaya gravitasi sehingga partikel koloid tidak mengalami sedimentasi
(pengendapan).
C.
Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik
karena partikel koloid bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam
medan listrik ini disebut elektroforesis. Jika dua batang elektrode dimasukkan
kedalam sistem koloid dan kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka
partikel koloid akan bergerak kesalah satu elektrode tergantung pada jenis
muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif)
sedang koloid bermuatan positif akan bergerak ke katode (elektrode negatif).
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan
partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti
koloid bermuatan negatif, jika partikel koloid berkumpul dielektrode negatif
bearti koloid bermuatan positif. Peristiwa elektroforesis ini sering
dimanfaatkan kepolisian dalam identifikasi/tes DNA pada jenazah korban
pembunuhan/ jenazah tak dikenal.
D. Adsorpsi
Adsorpsi adalah
peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti ion H+
dan OH- dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya adsorpsi, minimum harus
ada dua macam zat, yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang
menarik disebut adsorban. Apabila terjadi
penyerapan ion ada permukaan partikel koloid maka partikel koloid dapat
bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh muatan ion-ion yang
mengelilinginya.
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau
muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid bermuatan
listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut dengan adsorpsi. Contohnya sol
Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif dan sol
As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif. Pemanfaatan sifat
adsorpsi koloid dalam kehidupan antara lain dalam proses pemutihan gula tebu,
dalam pembuatan norit (tablet yang terbuat dari karbon aktif) dan dalam proses
penjernihan air dengan penambahan tawas.
E. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau
penggumpalan koloid. Koloid distabilkan oleh muatannya. Jika muatan koloid
dilucuti atau dihilangkan, maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi
pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahakan ke dalam system
koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama kedalam sel elektroforesis,
maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai electrode. Koagulasi
koloid karena penambahan elektrolit terjadi karena koloid bermuatan positif
menarik ion negative dan koloid bermuatan negative menarik ion positif. Ion-ion
tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Jika selubung itu terlalu
dekat, maka selubung itu akan menetralkan koloid sehingga terjadi koagulasi.
Beberapa
contoh peristiwa koagulasi dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1.
Pembentukan delta di muara sungai karena koloid tanah
liat dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit
dalam air laut.
2.
Karet dalam latek digumpalkan dengan menambahkan asam
formiat
3.
Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan
dengan menambahkan tawas
4.
Asap atau debu pabrik dapat digumpalkan dengan alat
koagulasi listrik dari cottrel.
Pembahasan :
Pertama-tama kami mencampurkan air dengan gula,
air dengan susu, dan air dengan kopi.
Ø Pada awal
praktikum ini kami memperhatikan ketiga zat cair tersebut sebelum disaring
bahwa pada ketiga zat cair tersebut air dengan garam terlihat bening, sedangkan
air dengan kopi terlihat keruh, begitu juga air dengan susu.
Ø Selanjutnya, kami
menyorot ketiga zat cair tersebut dengan senter secara bergantian. Saat langkah
praktikum tersebut kami mengamati pada campuran air dengan garam terjadi efek
Tyndall, campuran air dengan susu tidak terjadi efek Tyndall, sedangkan
campuran air dengan kopi terjadi efek Tyndall.
Ø Terakhir, kami
saring ketiga zat cair tersebut dengan menggunakan kertas saring. Pada tahap
ini kami melihat bahwa campuran air dengan garam dan air dengan susu tidak
terdapat residu (endapan), sedangkan campuran
air dengan kopi terdapat residu. Kemudian dalam filtratnya, campuran air dengan
garam larutannya stabil dan tidak keruh. Lalu, campuran air dengan susu stabil
dan keruh, sedangkan campuran air dengan kopi tidak stabil dan keruh.
Kesimpulan :
1. Air gula itu Larutan
2. Air susu itu Koloid
3. Air kopi bubuk itu Suspensi
DAFTAR PUSTAKA
http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-xi/semester-ii/9-koloid-2/materi-ajar/3-sifat-sifat-koloid/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar